Saya meresensi film ini berdasarkan pada bab 8 pada Materi
ISD berjudul “Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentrime”. Sebelum saya memulai
resensi ini, saya ingin menjelaskan pengertian dari prasangka, diskriminasi,
dan etnosentrisme. Prasangka adalah sikap seseorang mengambil keputusan tanpa
penelitian dan pertimbangan yang cermat. Sedangkan diskriminasi adalah bentuk
tindakan yang realistis dari pelayanan yang tidak adil terhadap individu
tertentu. Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar
nilai dan standar budaya sendiri.
Alasan saya meresensi film ini adalah karena menurut saya,
jalan cerita dalam film ini sangat berhubungan dengan bab “Prasangka,
Diskriminasi, dan Etnosentrisme”. Selain itu, saya tertarik dengan tema film
ini yang mengangkat tentang Keislaman.
IDENTITAS FILM
Judul :
Bulan Terbelah di Langit Amerika
Sutradara :
Rizal Mantovani
Produksi : Maxima Pictures
Produser :
Ody Mulya Hidayat, Yoen K
Penulis :
Rangga Almahendra, Hanum Rais
Tanggal Rilis :
17 Desember 2015
Karakter :
Acha Septriasa sebagai Hanum
Abimana Aryasatya sebagai Rangga
Nino Fernandez sebagai Stefan
Rianti Cartwright sebagai Azima Hussein /
Julia Collins
Durasi :
109 menit
RESENSI FILM
Kisah ini dimulai saat sepasang suami-istri, Hanum dan
Rangga ditugaskan pergi ke New York. Rangga mendapat tugas dari Profesornya
untuk mewawancarai seorang miliarder, yaitu Philipus Brown dan membawanya ke
Wina untuk memberikan kuliah kepada mahasiswa. Sedangkan Hanum dengan misinya
membuat artikel berjudul “Akankah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam?” dengan
narasumber sebuah keluarga yang ayahnya (Ibrahim Hussein) diduga sebagai
teroris dalam kejadian di Menara World Trade Center (WTC) 11 September 2001.
Setelah sampai di New York, mereka menemukan bahwa penganut
agama Islam di Amerika mengalami diskriminasi yang berat. Kebanyakan orang
memandang sinis karena kejadian 14 tahun silam. Semua penganut agama Islam
dianggap sebagai teroris dan tidak seharusnya berada di Amerika. Mereka
mengejek bahwa Islam mengajarkan penganutnya untuk membunuh banyak nyawa yang
tidak bersalah.
Tugas Hanum tidaklah mudah, karena selain narasumbernya yang
tidak ingin diwawancarai, mapnya yang berisi data narasumbernya (Azima Hussein)
diambil oleh orang yang membenci islam, yaitu Michael Jones. Disaat yang sama,
Rangga harus mewawancarai Brown yang dikenal eksentrik, misterius, dan tidak
mudah bicara pada pria.
Saat Hanum mencari rumah Azima, Hanum bertemu dengan
tetangga Azima yang marah dan menyalahkan Islam atas kematian istrinya yang
menjadi korban di WTC. Azima mengajak Hanum ke rumahnya, namun saat tahu bahwa
Hanum adalah seorang jurnalis yang ingin mewawancarainya, Azima mengusir Hanum.
Dengan tekad yang kuat, Hanum menjelaskan perihal artikel yang akan dibuatnya
dan berharap bahwa Azima juga beranggapan bahwa Dunia Lebih Baik Dengan Islam.
Azima akhirnya menyetujui untuk diwawancara oleh Hanum.
Azima dan putrinya tidak tahu apa apa dan dipaksa mempercayai bahwa Ibrahim
merupakan seorang teroris, ditambah sehari sebelum kejadian, Ibrahim sempat
mendapat telfon dari seseorang di Timur Tengah dan menerima sebuah paket. Saat
Azima bertanya, Ibrahim hanya menjawab “ini adalah Agenda Tuhan”. Azima
sebenarnya tidak melepas hijab, namun mengganti hijabnya dengan wig agar tidak
mendapat diskriminasi dari orang lain. Azima mencintai Islam, tapi dia
kehilangan kebanggaan itu.
Michael Jones membuat demo untuk mencegah pembuatan masjid
di Ground Zero, karena ia menganggap ini adalah hinaan atas apa yang telah
Islam perbuat pada istrinya dan orang banyak. Melihat itu, Hanum menghampiri
Jones dan berdebat dengannya. Jones beranggapan bahwa Islam menyebar pembunuhan
dan kehancuran di seluruh dunia, namun Hanum berkata “Jika Islam tidak
mengajarkan hal yang baik, mengapa ada patung Nabi Muhammad di Mahkamah Agung
AS sebagai pencurah keadilan tertinggi?”. Jones tidak bisa menjawab itu dan demo
berakhir ricuh.
Rangga dan Stefan pada saat yang sama ingin pergi ke Pidato
Phillipus Brown karena pertanyaan mereka yang menarik tentang Islam. Namun
mendengar demo yang ricuh, Rangga turun dari taksi dan mencari Hanum,
meninggalkan Stefan yang pergi sendirian. Setelah kericuhan itu, Hanum memutuskan
untuk pergi ke rumah Azima.
Rangga yang hanya menemukan map Hanum akhirnya pergi menemui
Stefan, setelah itu mereka pulang ke rumah Stefan. Rangga yang menonton video
wawancara dengan Brown menemukan keterkaitan antara Brown dan Ibrahim Hussein. Untuk
apa Ibrahim Hussein pergi ke Morgan Stanway Bank dan bertemu Brown. Setelah itu
Rangga memutuskan untuk mengirim email ke Brown tentang Ibrahim agar diundang
ke acara penghargaan kepada Phillipus Brown atas bantuannya terhadap anak –
anak di Suriah.
Saat di acara penghargaan itu, Brown berkata “Apakah saya
layak mendapatkan penghargaan ini?”. Brown bercerita bahwa dulunya dia adalah
pengusaha yang akan menghalalkan segala cara untuk mendapat keuntungan sampai
dia mengabaikan keluarganya. Sesuatu terjadi pada hari itu, orang bernama
Ibrahim Hussein datang kepadanya menawarkan proposal anak – anak Suriah untuk
di selamatkan Morgan Stanway dan dia menamakan itu “Agenda Tuhan”.
Dalam keadaan dahulu, Brown menolak proposal itu dan
mengusir Ibrahim. Namun kejadian di WTC itu terjadi dan mereka harus keluar
dari gedung. Istri Jones, Anna, mengalami asma saat kejadian itu dan meloncat
keluar jendela dari ketinggian gedung. Ibrahim mencegah itu dengan memegang
tangan Anna, namun akhirnya Anna terlepas dan jatuh. Ketika semua orang
menyelamatkan dirinya sendiri, Ibrahim tetap membantu orang lain termasuk
Brown. Saat mendengar seseorang meminta tolong, Ibrahim bersikeras menolongnya
daripada keluar menyelamatkan diri karena Islam mengajarkan untuk saling tolong
menolong.
Phillipus Brown menjamin bahwa Ibrahim adalah seorang Muslim
yang baik, yang sayang pada keluarganya, dan manusia yang luar biasa. Dan
secara tidak langsung menegaskan bahwa Ibrahim bukanlah seorang teroris yang
mengakibatkan terjadinya tragedi WTC.
Islam mengajarkan Muslim untuk
baik pada sesama. Kebanyakan Muslim selalu memberi sepanjang tahun. Maka dengan
pasti, Phillipus Brown menjawab bahwa dunia tidak akan baik tanpa adanya Islam.
Sebaliknya, Dunia Lebih Baik dengan Adanya Islam.
KESAN DAN AMANAT
Film ini diangkat dari novel
dengan judul yang sama dan bercerita tentang terbelahnya dunia Islam dan
Amerika pasca kejadian 9/11 yang memporak-porandakan segala sendi kemanusiaan.
Film ini mengangkat perspektif Muslim yang juga menjadi korban WTC. Ternyata
setelah kejadian itu, Muslim lebih banyak mendapatkan kerugian.
Pelajaran yang dapat kita ambil
dari film ini adalah bahwa Islam adalah agama yang cinta damai. Al Qur’an yang
mengajarkan untuk berbuat baik dan ramah kepada sesama, memberi bantuan semampu
kita, tolong-menolong saudara kita di hari akhir. Dalam film ini juga terlihat
pentingnya saling menjaga dan menghormati antar pemeluk agama yang berbeda.
Islam adalah agama yang sempurna, namun Manusia adalah makhluk Tuhan yang tidak
sempurna. Kebanggaan ber-Islam seharusnya hadir di hati seorang Muslim, namun
kebanggaan itu hilang karena segelintir manusia yang membajak nama Islam. Agama
apapun yang minoritas di sebuah negara seharusnya mendapat perlakuan yang sama
dengan yang lain, dan jangan memiliki prasangka buruk terhadap orang yang
berbeda dengan kita.
SUMBER
Materi ISD Bab 8