Tuesday, November 6, 2018

Resensi Film "Bulan Terbelah di Langit Amerika"


Saya meresensi film ini berdasarkan pada bab 8 pada Materi ISD berjudul “Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentrime”. Sebelum saya memulai resensi ini, saya ingin menjelaskan pengertian dari prasangka, diskriminasi, dan etnosentrisme. Prasangka adalah sikap seseorang mengambil keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yang cermat. Sedangkan diskriminasi adalah bentuk tindakan yang realistis dari pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu. Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budaya sendiri.

Alasan saya meresensi film ini adalah karena menurut saya, jalan cerita dalam film ini sangat berhubungan dengan bab “Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentrisme”. Selain itu, saya tertarik dengan tema film ini yang mengangkat tentang Keislaman.




IDENTITAS FILM
Judul                                     : Bulan Terbelah di Langit Amerika
Sutradara                              : Rizal Mantovani
Produksi                               : Maxima Pictures
Produser                               : Ody Mulya Hidayat, Yoen K
Penulis                                  : Rangga Almahendra, Hanum Rais
Tanggal Rilis                        : 17 Desember 2015
Karakter                               : Acha Septriasa sebagai Hanum
                                               Abimana Aryasatya sebagai Rangga
                                               Nino Fernandez sebagai Stefan
                                               Rianti Cartwright sebagai Azima Hussein / Julia Collins
Durasi                                   : 109 menit



RESENSI FILM
Kisah ini dimulai saat sepasang suami-istri, Hanum dan Rangga ditugaskan pergi ke New York. Rangga mendapat tugas dari Profesornya untuk mewawancarai seorang miliarder, yaitu Philipus Brown dan membawanya ke Wina untuk memberikan kuliah kepada mahasiswa. Sedangkan Hanum dengan misinya membuat artikel berjudul “Akankah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam?” dengan narasumber sebuah keluarga yang ayahnya (Ibrahim Hussein) diduga sebagai teroris dalam kejadian di Menara World Trade Center (WTC) 11 September 2001.

Setelah sampai di New York, mereka menemukan bahwa penganut agama Islam di Amerika mengalami diskriminasi yang berat. Kebanyakan orang memandang sinis karena kejadian 14 tahun silam. Semua penganut agama Islam dianggap sebagai teroris dan tidak seharusnya berada di Amerika. Mereka mengejek bahwa Islam mengajarkan penganutnya untuk membunuh banyak nyawa yang tidak bersalah.
Tugas Hanum tidaklah mudah, karena selain narasumbernya yang tidak ingin diwawancarai, mapnya yang berisi data narasumbernya (Azima Hussein) diambil oleh orang yang membenci islam, yaitu Michael Jones. Disaat yang sama, Rangga harus mewawancarai Brown yang dikenal eksentrik, misterius, dan tidak mudah bicara pada pria.
Saat Hanum mencari rumah Azima, Hanum bertemu dengan tetangga Azima yang marah dan menyalahkan Islam atas kematian istrinya yang menjadi korban di WTC. Azima mengajak Hanum ke rumahnya, namun saat tahu bahwa Hanum adalah seorang jurnalis yang ingin mewawancarainya, Azima mengusir Hanum. Dengan tekad yang kuat, Hanum menjelaskan perihal artikel yang akan dibuatnya dan berharap bahwa Azima juga beranggapan bahwa Dunia Lebih Baik Dengan Islam.
Azima akhirnya menyetujui untuk diwawancara oleh Hanum. Azima dan putrinya tidak tahu apa apa dan dipaksa mempercayai bahwa Ibrahim merupakan seorang teroris, ditambah sehari sebelum kejadian, Ibrahim sempat mendapat telfon dari seseorang di Timur Tengah dan menerima sebuah paket. Saat Azima bertanya, Ibrahim hanya menjawab “ini adalah Agenda Tuhan”. Azima sebenarnya tidak melepas hijab, namun mengganti hijabnya dengan wig agar tidak mendapat diskriminasi dari orang lain. Azima mencintai Islam, tapi dia kehilangan kebanggaan itu.
Michael Jones membuat demo untuk mencegah pembuatan masjid di Ground Zero, karena ia menganggap ini adalah hinaan atas apa yang telah Islam perbuat pada istrinya dan orang banyak. Melihat itu, Hanum menghampiri Jones dan berdebat dengannya. Jones beranggapan bahwa Islam menyebar pembunuhan dan kehancuran di seluruh dunia, namun Hanum berkata “Jika Islam tidak mengajarkan hal yang baik, mengapa ada patung Nabi Muhammad di Mahkamah Agung AS sebagai pencurah keadilan tertinggi?”. Jones tidak bisa menjawab itu dan demo berakhir ricuh.
Rangga dan Stefan pada saat yang sama ingin pergi ke Pidato Phillipus Brown karena pertanyaan mereka yang menarik tentang Islam. Namun mendengar demo yang ricuh, Rangga turun dari taksi dan mencari Hanum, meninggalkan Stefan yang pergi sendirian. Setelah kericuhan itu, Hanum memutuskan untuk pergi ke rumah Azima.
Rangga yang hanya menemukan map Hanum akhirnya pergi menemui Stefan, setelah itu mereka pulang ke rumah Stefan. Rangga yang menonton video wawancara dengan Brown menemukan keterkaitan antara Brown dan Ibrahim Hussein. Untuk apa Ibrahim Hussein pergi ke Morgan Stanway Bank dan bertemu Brown. Setelah itu Rangga memutuskan untuk mengirim email ke Brown tentang Ibrahim agar diundang ke acara penghargaan kepada Phillipus Brown atas bantuannya terhadap anak – anak di Suriah.
Saat di acara penghargaan itu, Brown berkata “Apakah saya layak mendapatkan penghargaan ini?”. Brown bercerita bahwa dulunya dia adalah pengusaha yang akan menghalalkan segala cara untuk mendapat keuntungan sampai dia mengabaikan keluarganya. Sesuatu terjadi pada hari itu, orang bernama Ibrahim Hussein datang kepadanya menawarkan proposal anak – anak Suriah untuk di selamatkan Morgan Stanway dan dia menamakan itu “Agenda Tuhan”.
Dalam keadaan dahulu, Brown menolak proposal itu dan mengusir Ibrahim. Namun kejadian di WTC itu terjadi dan mereka harus keluar dari gedung. Istri Jones, Anna, mengalami asma saat kejadian itu dan meloncat keluar jendela dari ketinggian gedung. Ibrahim mencegah itu dengan memegang tangan Anna, namun akhirnya Anna terlepas dan jatuh. Ketika semua orang menyelamatkan dirinya sendiri, Ibrahim tetap membantu orang lain termasuk Brown. Saat mendengar seseorang meminta tolong, Ibrahim bersikeras menolongnya daripada keluar menyelamatkan diri karena Islam mengajarkan untuk saling tolong menolong.
Phillipus Brown menjamin bahwa Ibrahim adalah seorang Muslim yang baik, yang sayang pada keluarganya, dan manusia yang luar biasa. Dan secara tidak langsung menegaskan bahwa Ibrahim bukanlah seorang teroris yang mengakibatkan terjadinya tragedi WTC.
Islam mengajarkan Muslim untuk baik pada sesama. Kebanyakan Muslim selalu memberi sepanjang tahun. Maka dengan pasti, Phillipus Brown menjawab bahwa dunia tidak akan baik tanpa adanya Islam. Sebaliknya, Dunia Lebih Baik dengan Adanya Islam.


KESAN DAN AMANAT
Film ini diangkat dari novel dengan judul yang sama dan bercerita tentang terbelahnya dunia Islam dan Amerika pasca kejadian 9/11 yang memporak-porandakan segala sendi kemanusiaan. Film ini mengangkat perspektif Muslim yang juga menjadi korban WTC. Ternyata setelah kejadian itu, Muslim lebih banyak mendapatkan kerugian.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari film ini adalah bahwa Islam adalah agama yang cinta damai. Al Qur’an yang mengajarkan untuk berbuat baik dan ramah kepada sesama, memberi bantuan semampu kita, tolong-menolong saudara kita di hari akhir. Dalam film ini juga terlihat pentingnya saling menjaga dan menghormati antar pemeluk agama yang berbeda. Islam adalah agama yang sempurna, namun Manusia adalah makhluk Tuhan yang tidak sempurna. Kebanggaan ber-Islam seharusnya hadir di hati seorang Muslim, namun kebanggaan itu hilang karena segelintir manusia yang membajak nama Islam. Agama apapun yang minoritas di sebuah negara seharusnya mendapat perlakuan yang sama dengan yang lain, dan jangan memiliki prasangka buruk terhadap orang yang berbeda dengan kita.


SUMBER
Materi ISD Bab 8

KOMUNIKASI DALAM PEKERJAAN TEKNIK SIPIL

Dalam dunia pekerjaan, komunikasi bersifat sangat penting dan dibutuhkan untuk memberikan informasi atau instruksi antar setiap pekerja agar...